TCDi, ini adalah label yang terdapat di salah satu varian Chevrolet Spin dari tiga varian yang ada.
Kepanjangan TCDi adalah Turbocharged Common Rail Direct fuel Injection.
TCDi adalah salah satu cara yang cerdas dalam hal pengontrolan mesin diesel, yang mengintegrasikan sistem computer. TCDi digunakan untuk memperbesar tenaga, kemampuan, dan sekaligus menekan dampak emisi gas buang dari mesin diesel. Generasi mesin diesel yang sebelumnya (mesin diesel non-TCDi) memang agak melempem, berisik, dan menyedihkan dalam hal kemampuannya dibandingkan dengan mesin TCDi.
TCDi atau turbocharged common-rail direct-fuel injection, juga dikenal dengan beberapa label yang secara system bekerjanya mirip. Beberapa diantaranya adalah CRDi / CRDe / DICOR / TurboJet / DDIS / TDI / TDCi / MultiJet, dan lain sebagainya. Semua system tersebut bekerja pada prinsip yang sama dengan sedikit variasi dan penambahan di sana sininya.
System TCDi menggunakan common-rail yang mana merupakan sebuah jalur sebagai saluran bahan bakar yang mana berisikan bahan bakar bertekanan tinggi. Inilah yang disebut common-rail, karena hanya ada satu pompa yang mengkompres bahan bakar dan satu buah saluran yang berisi bahan bakar bertekanan tinggi. Bedanya dengan mesin-mesin diesel konvensional adalah jumlah pompanya. Pada mesin diesel konvensional, jumlah pompa sebanyak jumlah silinder nya.
Sebagai contoh, pada mesin diesel 4 silinder, maka akan terdapat 4 buah pemompa bahan bakar, dan ada 4 buah saluran bahan bakar yang masing-masing akan memberi umpan pada sebuah silinder. Pada TCDi, akan terdapat satu saluran bahan bakar untuk ke empat silindernya, sehingga bahan bakar yang diumpankan pada semua silinder tersebut mendapatkan jumlah bahan bakar dan tekanan yang merata sama.
Bahan bakar di-injeksikan ke dalam setiap silinder mesin pada saat yang dasarkan pada interval-interval tertentu pada posisi pergerakan piston di dalam silindernya. Pada sistem konvensional non-TCDi, interval dan jumlah bahan bakarrnya ini ditentukan oleh komponen-komponen yang bersifat mekanis, tapi dalam system TCDi, interval-interval, perhitungan waktu, jumlah bahan bakar, dan sebagainya, dikendalikan oleh perhitungan komputer atau mikroprocessor sistem kendali.
Untuk menjalankan sistem TCDi, mikroprosessor nya bekerja dengan input dari beberapa sensor. Dari input-input sensor tersebut, mikroprosessor bisa melakukan perhitungan-perhitungan yang presisi dari jumlah bahan bakar dan waktu nya untuk di-injeksikan ke dalam silinder. Dengan menggunakan perhitungan-perhitungan ini, sistem pengendali TCDi akan mengirimkan bahan bakar dengan jumlah yang pas dan waktu yang tepat untuk menghasilkan output terbaiknya dengan emisi yang paling minimal dan juga sesedikit mungkin bahan bakar yang tersisa.
Untuk menjalankan sistem TCDi, mikroprosessor nya bekerja dengan input dari beberapa sensor. Dari input-input sensor tersebut, mikroprosessor bisa melakukan perhitungan-perhitungan yang presisi dari jumlah bahan bakar dan waktu nya untuk di-injeksikan ke dalam silinder. Dengan menggunakan perhitungan-perhitungan ini, sistem pengendali TCDi akan mengirimkan bahan bakar dengan jumlah yang pas dan waktu yang tepat untuk menghasilkan output terbaiknya dengan emisi yang paling minimal dan juga sesedikit mungkin bahan bakar yang tersisa.
Input-input sensor yang juga diperhitungkan oleh mikroprocessor nya juga adalah sensor Accelerator Pedal Position (APP), sensor posisi crank, sensor pressure, sensor lambda, dan sebagainya. Kegunaan dari sensor-sensor dan mikroprosesor adalah untuk mengendalikan mesin supaya bekerja pada efisiensi yang paling optimal dalam menggunakan bahan bakar, dan juga memaksimalkan tenaga. Penghematan bahan bakar dan kemampuan mesin dengan pengaturan pada sebuah kendali mikroprosesor adalah cara yang sangat bagus.
Satu lagi yang merupakan perbedaan penting antara TCDi dan mesin diesel konvensional adalah bagaimana caranya injector bahan bakar dikendalikan. Pada mesin diesel konvensional, injector bahan bakar dikendalikan secara mekanis pada sistem pengoperasiannya. Penggunaan mekanisme ini menyebabkan bertambahnya kebisingan karena banyaknya komponen yang bekerja untuk menjalankan mekanisme injector. Sedangkan pada mesin TCDi, injector bahan bakar dioperasikan menggunakan katub solenoid yang bekerja dengan adanya arus listrik, dan tidak membutuhkan susunan mekanisme yang rumit dan berisik untuk menjalankan injector bahan bakar ke dalam silinder. Katub solenoid dioperasikan oleh sebuah central microprcessor pada sistem kendali TCDi berdasrakan input-input dari sensor yang terdapat dalam sistem.
Jadi bisa disimpulkan bahwa TCDi bekerja dengan cara yang cerdas mengendalikan mesin diesel dengan penggunaan sensor-sensor dan mikroprosesor. TCDi menggantikan komponen-komponen mekanis dengan sebuah sistem elektronik yang mana juga menaikkan tenaganya, kepekaan responnya, sekaligus effisiensi dan kemampuannya. Selain itu juga menurunkan suara berisiknya, emisi gas buang dan juga memperhalus tingkat getarannya.
Berikut ini beberapa nama label mesin diesel common rail yang sejenis dengan TCDi :
CRDi = Common Rail Direct Injection (Hyundai)
CRDe = Common Rail Diesel Engine (Mahindra)
DDIS = Direct Diesel Injection System (Maruti Suzuki)
DICOR = Direc Injection Common Rail (TATA)
TDI = Turbocharged Direct Injection (Volkswagen)
TDCi = Turbo Diesel Common Rail Injection (mesin dari DuratorQ untuk Ford, Jaguar, Land Rover, Volvo, dan Mazda)
TCDi sendiri adalah mesin dari GM Powertrain untuk Chevrolet.
Tapi kalau Multi Jet Engine, itu adalah platform teknologi common rail direct injection yang dibangun oleh FIAT.
Kayak gini neeeh ... TCDi dibalik kap mesin Chevrolet Spin 1.3.
Sumber : wikipedia.com - gmpowertrain.com - chevrolet.co.id - caranddriver.com
No comments:
Post a Comment