the hands free

Sunday, January 27, 2013

Menyimpan File di "AWAN"

My Mobile File Storage History

Berawal ditahun 1986, saat aku baru masuk SMA dan ikut les komputer, itulah pertama kali aku menggunakan diskette (floppy disk). Diskette atau floopy disk itu adalah mobile data storage yang pertama kali aku gunakan. Maksudku, itu adalah sarana menyimpan file supaya bisa dibawa pulang dari tempat les, dan dibuka kembali saat les (bukan dirumah) ... maklumlah, waktu itu namanya kompie adalah barang mewah, bahkan di kotaku - Jember - belum ada dealer atau distributor yang menjual kompie.


Floppy disk ini berukuran 5.25", dengan kapasitas simpan 320kb ... mudah-mudahan tidak salah. Kapasitas sebesar itu adalah kapasitas yang mampu ditampung pada one side permukaan floppy disk, dan 320kb untuk side lainnya. So, kalau dua side digunakan semua, aku bisa menyimpan data sampai 640kb. Cukup lumayan untuk menyimpan hasil latihan pemprograman BASIC yang per-filenya tidak lebih dari 20kb. Satu floppy disk cukup untuk menyimpan data selama 6 bulan belajar, itupun tidak sampai penuh di kedua side-nya.

Tiga atau empat tahun kemudian, waktu itu aku sudah kuliah dan juga lulus ITC - BASIC 1 - BASIC 2 dan Advance di SCOMPTEC, perkembangan teknologi storage meringkas floppy disk dari 5.25", menjadi berukuran yang lebih kecil, yaitu 3.5" dengan kapasitas simpan dua kali nya floppy disk 5.25", yaitu 1.28mb dan tanpa perlu dibolak-balik. Fungsi dan kegunaanya tetap sama dengan floppy disk sebelumnya, hanya saja jenis file yang tersimpan disini bukan lagi data dari les-lesan, tapi sudah berisi 'ketikan' tugas makalah dan laporan-laporan yang aku buat di kampus menggunakan C-Writer atau Wordstar. Besarnya kapasitas disk ini mampu menampung kira-kira 20 file makalah, per-file nya kira-kira 60kb. Bukan file yang 'besar' karena isinya hanya text seperti mesin ketik, minim format, dan pastinya ... tanpa ada illustrasi graphics atau image didalamnya (programnya belum bisa menggabungkan semua materi dalam 1 file).

Di akhir-akhir masa kuliah, keluarlah floppy disk yang mirip dengan floppy disk 3.5" tapi lebih tebal ukurannya, dengan kemampuan menyimpan file sampai dengan 100mb, sekitar 80X dari floppy disk 3.5" biasa. Namanya Zip...ZipDisk untuk disketnya dan ZipDrive untuk perangkat bacanya.
Memang kedengaranya lebih memudahkan, tapi ternyata tidak begitu populer digunakan di home PC, karena ZipDisk hanya bisa dibaca dengan ZipDrive, yang mana ZipDrive bukanlah perangkat standard home PC, seperti diskdrive. ZipDrive adalah external device yang bisa dihubungkan ke CPU melalui serial port, dan juga diinstalkan software drivernya. Inilah yang membuatnya ribet jika kita harus men-set-up CPU terlebih dahulu jika akan menggunakan ZipDisk pada CPU yang belum menggunakan ZipDrive.

Belum sampai populer digunakan oleh masyarakat luas, ZipDisk sedikit demi sedikit mulai tergusur oleh CompactDisk (CD) sebagai media penyimpanan file. Sebetulnya CD sudah dikenal lama sebelum banyak digunakan dalam penyimpanan file sebagai media rekam untuk industri musik. Kapasitas penyimpanannya cukup besar, hampir 700mb. Cuman sayangnya, membuka dan me-record data tidak semudah prosedur membaca/me-record data pada floppy disk, karena untuk melakukan rekaman atau penulisan pada CD, dibutuhkan device 'penulis' ... populernya writer, yang diawal-awalnya relatif mahal untuk dimiliki dan diinstalasikan di home PC.

Dari CD ini kemudian disusul dengan DVD sebagai file storage, kapasitasnya 5 - 7 kali lebih besar dibancing CD, namun belum memperbaiki prosedur proses penggunaannya yang sama persis dengan CD. Sehingga hanya kalangan-kalangan tertentu saja yang menggunakan CD atau DVD ini sebagai file storage, meskipun drive pembacanya sudah menjadi standard device pada laptop, tapi tetap bukan perangkat standard pada home PC, selain tata cara penggunaannya juga tidak se-praktis menggunakan floppydisk.

Sejalan dengan perkembangan hardware dan software, diluncurkanlah flashdisk. Inilah perangkat file storage yang mudah dan memenuhi syarat bisa digunakan oleh masyarakat luas. Penggunaannya juga praktis, hampir sama persis dengan kita menggunakan floppy disk. Namun dengan kapasitas yang jauh lebih besar dari floppy disk, bahkan ada juga yang berkapasitas lebih besar dari DVD. Kendatipun kapasitasnya lebih besar dari DVD, tapi ukuran dan cara menggunakannya tetap sama mudahnya.
Menurut saya, flashdisk inilah yang paling pas digunakan sebagai mobile file storage, selain ukuran dan kapasitasnya, apapun jenis file bisa disimpan padanya, dan juga mudah ditukar-pakaikan dengan siapapun asal ada kompie atau lappie.

Sedikit mirip dengan flashdisk, namun dengan fisik yang lebih kecil dan tipis. Masyarakat mulai mengenal Multi Media Card (MMC). Namun demikian, penggunaan MMC card ini tidak semudah dan senyaman flashdisk. MMC lebih bersifat 'personal' dibanding dengan flashdisk, karena MMC dipasangkan di kamera, atau ponsel, atau perangkat-perangkat lain yang bersifat 'handheld'. Meskipun begitu, MMC tetap mudah dibaca dan dimanipulasi dengan PC atau laptop jika sudah memiliki 'card reader. Tapi tetap saja jarang sekali kita melihat orang menggunakannya sebagai file storage yang kemudian bisa dipinjam-pakaikan.

Perkembangan berikutnya lebih mengarah ke ukuran fisik dari memori card yang lebih kecil dan tipis, dan tentunya dengan tanpa menurunkan kapasitas penyimpanan dan kinerjanya. Diluncurkanlah microSD. Mirip dengan pendahulunya, microSD ini juga boleh dianggap sebagai 'mobile file storage' yang bersifat 'pribadi'.




Today's my file storage ...

Belakangan ini, kira-kira setahun ini, aku mulai memindahkan file-file ku ke "awan". Sebutan teknisnya "cloud storage". File-file yang aku simpan adalah file-file yang sekiranya penting untuk "diawetkan", misalnya foto-foto keluarga, dokumen-dokumen desain yang harus aku review, dan juga dokumen-dokumen kantor yang mesti aku selesaikan jika sedang tidak dikantor, atau file-file hasil kreasiku. Kenapa di "cloud storage" ?

Suatu hari, pada saat ada ide yang melintas di kepalaku, aku bisa langsung membuat sketsa di ponsel android ku, dan men-save-nya sebagai .jpg di folder photo dropbox. Dengan begitu, aku bisa melanjutkan ide awal itu nantinya, di laptop atau di PC kantor yang sudah menyimpan file ideku ketika aku membuat file itu di ponsel.

Cloud storage adalah sarana penyimpanan virtual yang bisa diakses dengan internet. Kalau sudah nyambung internet, maka kapanpun dan dimanapun kita bisa mengaksesnya. Tentunya, cloud storage inipun juga membatasi penggunanya dengan batas kapasitas tertentu. Namun sejauh ini aku masih mendapatkan fasilitas gratisannya, alias belum mencapai batasan jumlah dimana kita harus "bayar sewa".

Berikut ini ada beberapa cloud storage yang aku manfaatkan, dengan berbagai karakteristiknya ;
 
Dropbox (www.dropbox.com)


Dropbox adalah "cloud" file storage yang bisa diakses dari PC, laptop, tablet (android/ipad), dan ponsel (android/iphone). Layanan storage ini berkapasitas 2gb untuk pengguna gratisan. Kapasitas yang lebih besar tersedia untuk layanan berbayar.

Penggunaannya, bisa diakses langsung pada website nya, dibutuhkan account untuk bisa login.
Disamping itu, jika kita menginstal dropbox pada PC dirumah atau dikantor, atau pada laptop, lalu sekaligus pada ponsel dan tablet android, lalu kita gunakan login dengan username yang sama pada semua device tersebut, maka kita akan mendapatkan file-file yang tersinkronisasikan terus menerus. Kita bisa melihat file yang sama di tablet, ponsel, atau laptop ketika kita men-save file melalui PC di kantor.
Atau melihat foto yang kita buat dengan ponsel melalui laptop atau PC dikantor. Everything sinchronized ...  


Googledrive (drive.google.com)


Dirilis oleh Google awalnya nama Googledocs (docs.google.com) di tahun 2009, yang kemudian di 'upgrade' sebutannya dengan Googledrive di tahun 2012. Bukan hanya sebutannya yang di-upgrade, tapi juga prosedur operasionalnya dibuat sedemikian rupa sehingga lebih familiar seperti file explorer. Googledrive beroperasi sepenuhnya menggunakan fasilitas internet, artinya semua file yang kita masukkan ke googledrive, tersimpan di internet. Semua file bisa kita simpan di googledrive, bahkan untuk file-file office bisa kita buka dan dimanipulasi secara online.



Setiap file yang kita simpan di googledrive, akan memiliki option share, artinya, kita bisa menentukan file-file mana saja yang bisa kita share, sekaligus menentukan dengan siapa kita melakukan share. Option ini cocok digunakan untuk menyimpan file-file yang sifatnya perlu pembahasan bersama-sama dengan orang lain yang berkepentingan.

Kapasitas file dan expansi kapasitas file yang bisa kita manfaatkan di googledrive ini adalah 2gb untuk layanan gratisnya, sedangkan diatas 5gb akan dikenakan biaya 'sewa tempat' yang tarifnya tergantung dari kapasitas tampung yang kita butuhkan.


Skydrive (live.skydrive.com)


Skydrive resmi dirilis oleh Microsoft sekitar awal 2012. Layanan ini disediakan oleh Microsoft bagi para pemilik account layanan Microsoft, seperti misalnya Hotmail.com. Layanan ini sepenuhnya memanfaatkan layanan internet. Kapasitas yang tersedia adalah 25gb dan gratis. Jadi cukup banyak tersedia ruang simpan untuk file-file apapun yang ingin kita simpan secara online. Sedangkan jika ingin melakukan editing ataupun manipulasi pada file yang tersimpan disini, kita harus men-download-nya, dan juga tidak lupa untuk meng-upload-nya kembali. Tapi kalau anda ingin menggunakan media penyimpanan file online atau membuat file secara online milik Microsoft, anda bisa menggunakan layanan Office365.

So...begitulah teknologi file storage saat ini yang bisa aku manfaatkan, mudah dan nyaman digunakan.



Anyway ... kira-kira di waktu akan datang, akan ada file storage yang bagaimana yaa ???

No comments: